FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Partai Demokrat Sulawesi Selatan terbelah setelah Ilham Arief Sirajuddin kalah bersaing jadi ketua.
Sejumlah pendukung mantan Wali Kota Makassar periode 2004-2014 itu memberi sinyal ingin pindah partai.
Ketua DPC Demokrat Maros Amirullah Nur Saenong mengatakan ada 10 DPC ingin mempertimbangkan mengikuti jejak IAS melepas baju birunya.
Menurutnya, aspirasi mereka sudah tidak lagi dihargai karena DPP tidak memilih calon ketua yang meraih suara terbanyak.
"Teman-teman 10 DPC sedang mempertimbangkan untuk cari partai politik baru yang lebih menghargai kita dan sejalan dengan visi misi kita," kata Amirullah Nur.
Mantan anggota DPRD Maros itu mengatakan, ia dan teman-temannya menolak laporan pertanggungjawaban Ni'matullah pada Musda Desember lalu.
Bagi Amir, penolakan laporan pertanggungjawaban itu menandakan mereka tidak mau lagi dipimpin oleh Ni'matullah.
Untuk itu, ia dan teman-temannya ingin secara kesatria ingin pamit setelah masa jabatan berakhir.
"Setalah kita menyelesaikan laporan pertanggungjawaban di musyawarah cabang, maka tugas dan tanggung jawab kita sudah selesai. Kontrak rumah sudah selesai, saatnya mencari rumah baru," kata Amir.
"Dulu Presiden Habibie secara kesatria tidak ingin lagi dicalonkan sebagai presiden karena laporan pertanggungjawaban ditolak. Maka kami secara kesatria juga tidak mau lagi gabung Demokrat Sulsel karena sudah menolak laporan pertanggungjawaban saudara Ni'matullah," kata Amir.
Amirullah sebut kebijakan Herman Khaeron timbulkan perpecahan kader Demokrat Sulsel.