FAJAR.CO.ID,PANGKEP-- Tradisi unik yang masih dipegang masyarakat di kaki gunung Bulusaraung, sebagai ungkapan syukur pada musim panen digelar lewat upacara Appadendang.
Oleh pemerintah setempat membuat lebih meriah dengan gelaran Festival Pesta Panen dari Pemerintah Desa Tompobulu, Kecamatan Balocci. Seluruh masyarakat tumpah ruah menumbuk padi menjadi beras di dalam sebuah lesung besar atau disebutnya alu dengan menggunakan penumbuk raksasa yang mirip tongkat. Satu lesung itu ada empat sampai lima orang yang ikut menumbuk padi.
Kepala Desa Tompo Bulu, Abd Kadir menjelaskan bahwa festival pesta panen ini digelar sebagai wujud syukur atas panen padi yang berhasil dilakukan petani yang ada di Desa Tompo Bulu.
Apalagi Desa Tompo Bulu merupakan satu-satunya desa yang berada di Kecamatan Balocci yang terletak di kaki Gunung Bulusaraung. Bagi Kadir, Festival Pesta Panen ini juga sebaga wadah untuk menarik wisatawan masuk ke desanya dengan berbagai keindahan dan hasil alam yang ditawarkan.
Olehnya itu, kata Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulsel ini, kedepan festival serupa akan jadi agenda rutin tiap tahunnya Pemerintah Desa setempat.
"Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud syukur atas panen padi yang dilakukan di Desa Tompo Bulu dan Insya Allah akan menjadi program rutin tahunan pemerintah desa," bebernya.
Festival Pesta Panen yang digelar itu disebut dengan istilah Appadendang dengan bersama-sama menumbuk hasil panen diatas wadah yang besar kemudian makan bersama dengan para petani dan masyarakat sekitar. Bahkan beberapa diantara wargapun mengenakan pakaian adat atau disebut baju bodo untuk menyambut festival panen tahunan ini.