Kata Prof Harun, ini bersama para Dosen dengan kompetensi kesehatan terkait, termasuk dokter spesialis anak, ahli gizi, spesialis gigi anak dalam melakukan pemeriksaan dan penyuluhan kesehatandi kabupaten se-Sulawesi selatan.
Semuanya berupaya menekan angka kejadian Stunting. Sebab hal tersebut sudah menjadi persoalan nasional. Persoalan stunting, merupakan salah satu yang mempengaruhi kecerdasan anak yang merupakan generasi bangsa.
Salah satu hasil rekomendasi kebijakan yang dihasilkan, yakni memperkuat dan membuat strategi monitoring dan evaluasi tingkat kabupaten. Ini terhadap program dan pelaku program penanganan stunting, upaya yang lebih baik dan terstruktur.
Kata Prof Harun, diperlukan penetapan sasaran output dan outcome yang sistematis program penanganan stunting kabupaten. Visi Zero stunting 2026 sudah baik, namun tiap tahun, diperlukan sasaran-sasaran antara berupa output dan outcome yang terukur.
Salah satu hal yang bisa menjadi tolok ukur keberhasilan, utamanya program penanganan stunting daerah adalah kesesuaian data stunting. Juga malnutrisi lain, yang dilaporkan secara internal dengan audit eksternal seperti data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilaksanakan tiap tahun.
"Bisa pula Pemerintah Daerah melakukan audit dengan bantuan pihak eksternal, seperti dari perguruan tinggi atau yang lain. Ini untuk evaluasi outcome program yang sementara dan telah berjalan. Tujuannya untuk mengetahui efektifitas program dan merencanakan perbaikan-perbaikan program jika diperlukan," ucapnya. (*)