FAJAR.CO.ID, SINJAI -- Proyek pembangunan irigasi Lamole, Desa Lamatti Riattang, Kecamatan Bulupoddo akan berdampak positif kepada petani setempat. Jika selama ini mereka hanya panen sekali, dengan hadirnya irigasi, petani bisa panen sampai tiga kali dalam setahun.
Pembangunan irigasi yang menelan anggaran sekitar Rp7 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) itu akan mengaliri 200 hektare sawah. Ratusan hektare sawah ini selama bertahun-tahun hanya mengandalkan tadah hujan.
Sehingga, mereka hanya bisa panen sekali dalam setahun. Ada beberapa petani panen dua kali dalam setahun. Namun, jika irigasi ini selesai, maka petani bisa panen sampai tiga kali. Pasalnya, mereka telah mendapat air secara berkesinambungan.
"Kalau dibangun irigasi berarti akan ada peningkatan indeks tanam menjadi dua atau tiga kali setahun," terang Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Sinjai, Kamaruddin, Rabu (3/8/2022).
Kamaruddin menyebut, estimasi produksi padi jika merujuk tahun 2021 sebanyak 4,6 ton per hektare. Jika diakumulasi luas lahan 200 hektare dengan tiga kali panen, maka akan menghasilkan produksi 2.760 ton per tahun.
Dengan demikian, maka hasil produksi petani akan bertambah. Hal ini dipastikan berdampak terhadap pendapatan yang mereka peroleh. "Kalau pendapatan bertambah, maka kondisi perekenomian masyarakat akan meningkat, inilah dampak positif ketika irigasi dibangun," tambahnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Irigasi Lamole pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sinjai, M. Ridwan menyebut, irigasi ini akan dibangun sekitar 2 kilometer mengaliri 200 hektare areal persawahan tadah hujan.