FAJAR.CO.ID -- Politisi Gerindra, Arief Poyuono, membandingkan kasus pembunuhan Brigadir J dengan lengsernya rezim Soeharto. Hal ini ia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya.
(Mirip dengan teriakan orang tua dan keluarga yang diteriakan oleh almarhum Mas Munir. Yangg anak-anaknya hilang diculik oknum tahun 97-98. Melahirkan era reformasi dan memaksa rezim Suharto turun,” tulis Arief, Selasa (23/8/2022).
Di cuitan itu, Arief melampirkan artikel media online dengan judul ‘Tangisan Sang Emak Menjadi Pemicu Reformasi di Tubuh Polri’.
Isi artikel yang menceritakan kronologi datangnya mayat Brigadir J di hadapan keluarganya dituliskan dengan detail.
Diceritakan juga polisi yang mengawal jenazah Brgadir J yang sebelumnya tidak mau membuka peti jenazah, akhirnya mau membuka karena alasan adat.
Setelah peti jenazah dibuka, terkuaklah serangkaian fakta kejanggalan kondisi jenazah yang sebenarnya.
Dari cerita itulah yang melarar belakangi Arief berkata demikian pada cuitannya di Twitter.
Diketahui, sejak kasus ini perlahan terkuak dan menjadi perhatian publik, beberapa fakta yang mencengangkan sedikit demi sedikit muncul. Salah satunya mengenai kerajaan sambo.
Kerajaan Sambo di Korps Bhayangkara kali pertama dilontarkan Menko Polhukam Mahfud MD. Hanya saja, Mahfud menegaskan kerajaan Sambo tak terkait dengan perjudian. Mahfud pun meluruskan kerajaan yang dimaksud ialah kekuasaan Ferdy Sambo saat masih menjabat sebagai Kadiv Propam sebelum ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana Brigadir J. (Arya/Fajar)