"Kami bersikap menolak kenaikan (harga BBM) itu. Apalagi kenaikan tarif ojol juga tidak seberapa hanya 3 persen," keluhnya.
Pihaknya bahkan menilai, kenaikan tarif ojol belum bisa menutupi pendapatan driver. Baik dari sisi kebutuhan sehari-hari maupun untuk operasional.
"Tinggal tunggu konfirmasi dari pihak pemerintah dan anggota dewan DPRD Sulsel," ujarnya.
Sapril berharap tarif ojol bisa dinaikkan sekitar 10-15 persen. Selain itu, potongan yang dilakukan oleh aplikator hanya 10 persen.
"Ini adalah aksi damai, kami tidak melakukan long march keliling kota. Tujuan aksi ini hanya DPRD dan Kantor Gubernur," tuturnya. (ikbal/fajar)