FAJAR.CO.ID, PAREPARE — BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), menggelar pendampingan tim audit kasus stunting pusat atau provinsi dalam proses identifikasi dan penyeleksian kasus di Parepare.
Koordinator Bidang Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Provinsi Sulsel, Ihsan menjelaskan, audit kasus stunting (AKS) untuk identifikasi penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya.
“AKS dilakukan dengan cara melakukan beberapa tahapan selama seribu hari pertama kehidupan (HPK) mulai dari calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, pasca persalinan dan anak dibawah dua tahun. Ini dilakukan supaya bisa diketahui penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya pencegahan,” jelas Ihsan.
Ihsan mengatakan, kegiatan dilakukan diseminasi hasil kajian dan rencana tindak lanjut kepada lintas sektor terkait, dan melakukan evaluasi rencana tindak lanjut.
“Peran BKKBN provinsi dalam kegiatan AKS adalah memberikan pendampingan kepada tim AKS kabupaten/kota mulai dari pembentukan tim sampai evaluasi rencana tindak lanjut,” imbuhnya.
KBKR BKKBN Provinsi Sulsel itu menyebut, tujuan pendampingan ini, yakni meningkatkan pemahaman tim AKS di daerah untuk identifikasi stunting melalui hasil elsimil dengan sumber data lainnya.
“Ini untuk memperkuat koordinasi tim dalam mendukung kelancaran kegiatan AKS. Sekaligus memfasilitasi penyusunan rencana kerja di daerah,” kata Ihsan.
Di tempat yang sama, Wakil Wali Kota Parepare sekaligus Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Parepare, Pangerang Rahim mengatakan, kegiatan ini tujuannya adalah mempercepat penurunan angka stunting.