“Dia selalu menyebut dirinya ‘Saya ini polwan, saya ini brigadir, saya ini polisi. Jangan sepelekan saya!” beber Riri.
Ia pun menyesalkan sikap IR yang terkesan mentang-mentang anggota Polri lalu bisa berbuat seenaknya.
Apalagi alasan ia dihajar habis-habisan hanya karena tak setuju dirinya berpacaran dengan adiknya.
“Apakah pantas seorang anggota polwan melakukan kekerasan dengan sesama wanita?” kata dia.
“Hanya karena dia tidak terima saya masih berkomunikasi dengan adiknya?” heran Riri.
Akibat penganiayaan yang dilakukan IR dan ibunya itu, Riri mengaku mengalami trauma.
Apalagi, dia dihajar di depan orang-orang yang hanya bisa menyaksikan tanpa bisa memberikan pertolongan.
“Demi Allah saya sangat trauma atas kejadian tadi malam,” ungkapnya.
“Sekarang saya lagi masa pemulihan fisik saya yang sakit dan mental saya,” tandasnya. (pojoksatu)