“Pandemi telah mendorong penggunaan teknologi digital oleh pelanggan. Meskipun demikian, toko-toko kecil di berbagai tempat di Indonesia – atau warung – terus menjadi kontributor yang signifikan bagi perekonomian dan mendapat kepercayaan pelanggan,” kata Smita Aggarwal, penasihat investasi global di Flourish Ventures.
“Penelitian kami menegaskan bahwa toko-toko tradisional ini menawarkan kenyamanan dan layanan yang tak tertandingi kepada pelanggan mereka. Bayangkan peluang bagi perekonomian jika mereka dapat memanfaatkan teknologi digital dan menjadi lebih efisien. Membantu pemilik toko memecahkan masalah dalam bisnis mereka akan menciptakan siklus yang baik dengan meningkatkan penjualan, meningkatkan margin, serta berkontribusi pada PDB dan ekosistem yang lebih luas.”
Temuan utama riset meliputi:
- 67% pelanggan mengatakan bahwa mereka berbelanja di warung setempat setiap hari, berkontribusi sebesar US$180 miliar dalam penjualan toko kelontong di Indonesia. Tidak seperti anggapan umum, ini menandakan bahwa warung terus berkembang beriringan dengan toko-toko modern jenis lainnya.
- Ketika ditanya tujuan belanja mereka, 40% pelanggan yang disurvei menyebutkan pasar lokal merupakan tempat yang paling sering dikunjungi, dibandingkan hanya 10% yang membeli bahan makanan secara online.
- 79% pelanggan mengatakan mereka membeli lebih banyak bahan makanan dari warung-warung setempat selama lockdown atau pembatasan.
- Hampir semua pelanggan yang disurvei (90%) menilai kenyamanan sebagai hal paling berharga saat berbelanja di warung, sementara 80% pembeli menyebut layanan pelanggan sebagai pembeda utama.
- Mayoritas pemilik warung warung (84%) mengatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi pesan untuk berkomunikasi dengan pemasok dan pelanggan; 25% berusaha meningkatkan penggunaan teknologi digital dalam dua tahun ke depan untuk meningkatkan penjualan online, komunikasi, dan pengiriman.
- Sebagian besar pemilik toko (78%) mengatakan mereka nyaman menggunakan alat digital, tetapi tetap ada hambatan karena 41% mengaku kesulitan mempelajari atau mengadopsinya.
- Para pemilik warung juga berambisi untuk tumbuh dan menyebut bahwa memperluas penawaran produk sebagai prioritas utama (33%), diikuti dengan meningkatkan pendapatan toko (25%).
Peluang bagi Embedded Finance
Penelitian Flourish juga menemukan bahwa warung-warung di Indonesia berjuang untuk membiayai bisnis mereka dan menghadapi tantangan dalam membeli dan mengelola persediaan.
Aggarwal menambahkan: “Warung-warung kerap berjuang dengan inefisiensi rantai pasokan, akses terbatas ke modal kerja, serta perkiraan penjualan yang dapat membantu mereka tumbuh. Bila mereka ingin berkembang di abad ke-21, pemilik warung harus fokus pada digitalisasi toko mereka. Digitalisasi akan membantu mereka dalam mengakses produk embedded finance.”
“Kami percaya, dari sudut pandang ekonomi, sangat penting bahwa warung tetap ada di jantung lingkungan setempat Indonesia, didukung piranti digital untuk meningkatkan pertumbuhan dan keuntungan mereka.”