Rawat Tradisi dan Kearifan Lokal, PT Vale Dukung Pekan Budaya JPBL

  • Bagikan

Dia mengatakan, pagelaran ini merupakan yang ketiga sejak Pompessi didirikan oleh Datu Luwu pada 2014. Jumlah artefak yang dipamerkan menurut dia, adalah yang terbesar. "Kami memamerkan besi-besi yang dengan nilai histori tinggi. Kami susun berdasarkan konsep jejak sejarah dari tiap peradaban. Besi-besi ini dahulu kala dipakai sebagai senjata perang, alat perkebunan, dan alat rumah tangga," katanya.

Pameran bertujuan untuk merawat sejarah keterampilan besi yang tersohor dari tanah Luwu. "Harapannya pemerintah sampai level pusat menaruh perhatian agar perbesian di Luwu ini bisa dijadikan cagar budaya. Setelah pengakuan itu didapatkan, kami berharap ada satu museum dibangun untuk mengenalkan jejak perbesian di Bumi Batara Guru," ungkap Musran.

Besarnya dukungan PT Vale terhadap budaya juga diungkapkan oleh Perwakilan Kedatuan Luwu, Maddika Bua Andi Syaifuddin Kaddiraja Opu To Sattiaraja.
Dia turut memberikan masukan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan agar makin baik kedepan, dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, termasuk PT Vale.

"Terima kasih tak terhingga kepada seluruh pelaksana yang terlibat, Pompessi, Pemda Luwu Timur, dan tentunya PT Vale untuk mempertahankan nilai-nilai budaya kita," kata Andi Syaifuddin mewakili Sri Paduka Datu Luwu XL, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau.

Sementara itu, Bupati Luwu Timur Budiman yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Luwu Timur, Labesse mengatakan, tanah Luwu dikenal merupakan pusat pandai besi tertua di Indonesia. Hal ini berdasarkan penelitian sejumlah arkeolog. "Pusat Penelitian Arkeologi Nasional atau Puslit Arkenas telah mengafirmasi bukti bahwa sumber utama dari tanah Luwu adalah bijih peleburan dari lingkungan Danau Matano," ungkapnya.

  • Bagikan

Exit mobile version