FAJAR.CO.ID, SINJAI -- Dalam rangka peningkatan ketahanan pangan, Pemerintah Kecamatan Bulupoddo mencoba untuk menjadikan Bulupoddo sebagai kawasan budidaya kedelai.
Hal ini mengingat potensi lahan yang ada sangat berpotensi untuk pengembangan tanaman kacang kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tempe dan tahu.
Camat Bulupoddo Syahrul Paesa mengatakan bahwa di anggaran pokok APBD tahun 2022 ini, pihaknya mulai menjalankan program budidaya kedelai di dua desa yaitu Desa Lamatti Riaja dan Lamatti Riawang dengan luas lahan sekitar 3 hektar.
Upaya ini cukup berhasil, dimana hasil panen kelompok tani di Desa Lamatti Riaja beberapa waktu lalu memiliki produksi sekitar 1,6 ton per hektar.
“Berdasarkan data terakhir dari Koordiantor Pemyukuh bahwa hasil panen kedelai di dua desa ini hasil produksinya sekitar 1,6 ton per hektar sehingga dari 3 hektar ini yang dihasilkan lebih dari 4 ton,” kata Syahrul saat melakukan panen perdana kedelai di Desa Lamatti Riaja, pekan lalu.
Lebih lanjut dikatakan, dari hasil diskusi seluruh stakeholder terkait, dalam perencanaan jangka panjang kedepan diharapkan semua desa di Bulupoddo bisa terlibat dalam upaya kawasan cipta budidaya kedelai di kecamatan ini.
“Mudah-mudahan dua desa ini bisa menjadi percontohan sehingga para petani di desa lainnya juga memiliki keinginan untuk mau menanam kedelai. Apalagi kedelai ini layak tumbuh karena di tahun 2018 lalu banyak petani kita yang menanam kedelai, ” ucapnya.
Syahrul Paesa yang juga Ketua DPD KNPI Sinjai ini juga mengatakan bahwa Bumdes Makkuraga di Desa Lammati Riaja saat ini memiliki unit usaha produksi tahu dan tempe sehingga dengan pengembangan budidaya kedelai ini akan memenuhi kebutuhan bahan baku bagi Bumdes maupun pengusaha lainnya.