Kuat Ma’ruf: Ibu Harus Lapor ke Bapak Agar Tak Ada Duri dalam Rumah Tangga

  • Bagikan
Kuat Ma'ruf (kiri) dan Ricky Rizal , terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat (JAWA POS)

Usai menaruh senjata Yosua, Ricky pun mengampiri Yosua dan menanyakan kejadian di Rumah Magelang, “Ada apaan Yos?…” dan dijawab Yosua “Enggak tahu bang, kenapa Kuat Marah sama saya,”. Tak menemukan jawaban, Ricky pun mengajak Yosua agar menemui Putri.

Namun permintaan tersebut sempat ditolak. Setelah dibujuk, Yosua pun akhirnya mau menemui Putri. Saat menemui Putri, kata Jaksa, Yosua duduk dilantai sementara Putri duduk di atas kasur sambil bersandar.

Keduanya berada di kamar selama kurang lebih lima belas menit. Selanjutnya, usai Yosua keluar dari kamar, Kuat mendesak agar Putri melaporkan tindakan Yosua terhadap Ferdy Sambo.

“Ibu harus lapor bapak, biar di rumah ini tak ada duri dalam rumah tangga ibu, “ kata jaksa menirukan permintaan Kuat kepada Putri.

Atas usulan Kuat, Jumat (8/7) dini hari, sembari menangis, Putri menelfon suaminya bahwa dirinya telah dilecehkan Yosua. Mendapat laporan tersebut, Sambo pun naik pitam.

Namun Putri meminta suaminya tak menceritakan ke siapapun kejadian yang menimpanya. Putri berjanji akan menceritakan ihwal kejadian yang menimpanya sesampainya di Jakarta.

Selanjutnya, keesokan harinya, sekitar pukul 10.00 WIB, Putri bersama sejumlah ajudannya seperti Ricky, Richard, serta Kuat dan Susi, berangkat ke Jakarta.

Selanjutnya, sekira pukul 15.40 WIB, rombongan Putri Candrawathi tiba di rumah Saguling. Usai melakukan tes PCR, Putri menemui Ferdy Sambo di ruang keluarga, depan kamar utama yang terletak di lantai tiga.

Di ruangan tersebut, Putri kembali bercerita, jika dirinya dilecehkan Yosua. Mendengar keterangan sepihak Putri, bukannya melakukan konfirmasi, Ferdy Sambo berang. Ferdy Sambo kemudian mulai memikirkan untuk menghabisi nyawa Yosua.

  • Bagikan