Bank Mandiri lanjut Tiko, menjadi salah satu perusahaan BUMN yang telah berhasil mewujudkan transformasi tersebut melalui Super App Livin’ by Mandiri.
“Kami (Perusahaan BUMN) mentransformasi Super App milik BUMN, yang dapat menjangkau kebutuhan masyarakat perkotaan. Bank Mandiri, melalui Super App tidak hanya menjadi penyedia layanan keuangan, tapi untuk seluruh kebutuhan gaya hidup seperti pemesanan tiket pesawat, konser, kereta api dan lain-lain. Ke depan, seluruh ekosistem dapat terkoneksi melalui satu sistem Open Banking,” ujar Tiko dalam diskusi panel SOE International Conference : The Role of SOEs in Broadening Financial Inclusion.
Strategi Kementerian BUMN ke depan, memang menitikberatkan kepada pemberdayaan ekosistem secara menyeluruh, dengan tujuan menghadirkan solusi bagi masyarakat secara signifikan.
Apalagi, sebagai salah satu anggota Himpunan Bank Milik Negara (BUMN), Bank Mandiri memang punya peran besar dalam mewujudkan hal tersebut. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan, perseroan akan melanjutkan transformasi bisnis ini dengan mempersiapkan sumber daya manusia berdaya saing tinggi serta mampu mengedepankan peran teknologi dan inovasi sebagai pilar aktivitas bisnis.
“Tujuan utama transformasi bisnis ini adalah agar Bank Mandiri dapat terus memberikan nilai lebih bagi nasabah di seluruh segmen, dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian yang dapat dirasakan oleh masyarakat,” ungkap Darmawan.
Sebagai tambahan informasi, data Kementerian BUMN mencatat hingga akhir 2021 indikator kinerja keuangan BUMN secara konsolidasi terus tumbuh. Total pendapatan BUMN tercatat naik 18,8% menjadi Rp 2.295 triliun atau sekitar US$ 160 miliar.