Keadilan dan Sportivitas (Tinjauan Kasus FS dan Kanjuhuran)

  • Bagikan

Persepak bolaan merupakan olah raga yang merakyat sehingga di senangi oleh semua kalangan baik yang miskin ataupun kaya ,baik anak anak maupun dewasa bahkan sudah disukai laki laki ataupun perempuan. Semuanya Suka Bola.

Sepakbola juga menyatukan bangsa dan negara tanpa memandang Suku Agama Ras (SARA) bahwa tanpa memandang perbedaan politik ataupun partai apalagi bila Timnas Indonesia yang tampil maka yang ada di dalam dada hanya Burung Garuda dan semangat lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Oleh karena korban yang besar berjumlah ratusan manusia maka sepantasnya ada yang bertanggung jawab sehingga keluarga korban yang meninggal dunia merasa diperhatikan. Korban yang telah meninggal dunia merupakan takdir sang Ilahi akan tetapi diantara mereka ada yang telah membeli ticket untuk menonton pertandingan dengan suasana mencari hiburan atau mendapatkan tontonan yang menyenangkan akan tetapi yang di temui malah suasana menyeramkan dan histeris.

Untuk itu apa yang sampaikan TGPF berupa pengundur diri ketua umum PSSI berupa langkah sportivitas bahwa telah gagal mengelola PSSI dan juga mengakui secara jujur tidak bisa membina klub klub yang ada sehingga mereka lari semua dari tanggung jawab.

Kehilangan nyawa 1 (satu) manusia dalam kasus FS telah mencederai institusi penegak hukum dalam hal ini Institusi Kepolisian. Bagaimana dengan ratusan nyawa pada Tragedi Kanjuruhan bahkan mungkin bisa memberantas satu generasi karena persepakbolaan Indonesia menonjol pada usia usia dini seperti U 16, U 19 dst.

  • Bagikan

Exit mobile version