Berdasarkan informasi dari pihak berwenang, jumlah korban tewas naik menjadi 156 pada hari Selasa. Secara total, 101 wanita dan 55 pria tewas.
Di antara jumlah mereka ada 26 warga negara asing dari negara-negara termasuk Amerika Serikat, Cina, Iran, Thailand, Sri Lanka, Jepang, Australia, Norwegia, Prancis, Rusia, Austria, Vietnam, Kazakhstan dan Uzbekistan. Sebanyak 149 orang lainnya luka-luka, 33 orang luka serius, termasuk 15 warga negara asing.
Shin Ae-jin adalah lulusan berusia 24 tahun yang tewas dalam kerumunan besar yang terjadi pada hari Sabtu, kata ayahnya.
Sang ayah mengatakan bahwa dia berencana untuk menguburkan putrinya di sebelah sebuah pohon, di mana abu almarhum dimasukkan ke dalam wadah yang dapat terurai dan dikubur. Keluarga kemudian dapat mengunjungi pohon tersebut dan memperingati orang yang mereka cintai.
Ketika ditanya mengapa dia memilih jenis pemakaman ini, Shin berkata: "Kami ingin mengingatnya. Sebatang pohon memiliki kehidupan, jadi itu akan tumbuh."
Dua mahasiswa Amerika diidentifikasi Steven Blesi dari Georgia, dan Anne Gieske dari Kentucky keduanya di tahun pertama kuliah mereka.
Ayah Steve Blesi, mengatakan putranya "selalu menjadi petualang." Dia adalah seseorang yang menyukai bola basket dan ingin belajar banyak bahasa, katanya.
"Mungkin dalam setengah jam sebelum peristiwa tragedi ini terjadi, saya mengirim sms kepadanya di WhatsApp. Saya tidak pernah mendapat tanggapan kembali," kata Steve. "Dia memiliki masa depan yang sangat cerah yang sekarang hilang."
