FAJAR.CO.ID - Keluarga dari 156 korban baik warga lokal maupun luar negeri pada perayaan Halloween yang terjadi pada sabtu malam mengalami duka yang mendalam.
Di sisi lain, pihak berwenang Korea Selatan pada hari senin, mengaku bahwa mereka tidak ada pedoman untuk mengatur kerumunan besar yang terjadi pada festival Halloween di Seoul tersebut.
Salah seorang saksi yang berada dalam kerumunan tersebut mengatakan bahwa mereka bahkan tidak bisa bergerak ataupun bernafas, dikarenakan terdapat ribuan orang dalam keramaian yang terjadi di gang sempit yang diterangi lampu neon di distrik popular Itaewon yang bahkan lebar jalannya tidak lebih dari 4 meter.
Keluarga korban berkumpul di pusat informasi dimana pihak berwenang mengumpulkan rincian informasi mengenai korban yang luka maupun yang telah meninggal, bahkan menghubungi pihak Rumah Sakit untuk menemukan kerabat yang hilang.
Dengan kejadian tersebut dan banyaknya jumlah korban yang sudah diidentifikasi menjadikan peristiwa tersebut bencana terburuk dan duka bagi warga korea.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, istrinya, Kim Keon-hee, dan pejabat tinggi termasuk perdana menteri dan walikota Seoul bergabung dengan para pelayat.
Toko dan kegiatan bisnis bahkan ditutup sebagai tanda berduka cita nasional selama seminggu, bahkan pemandangan yang sangat tidak biasa terjadi, dimana pusat kota seoul terlihat sepi, yang mana biasanya ramai karena merupakan pusat tempat tinggal bagi sekitar 10 juta orang.
Jumlah Korban Bertambah
Para korban sebagian besar adalah anak muda yang sangat bersemangat untuk merayakan Halloween pertama Korea Selatan dalam beberapa tahun tanpa adanya batasan karena Covid.
