FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Presiden Jokowi optimis, Indonesia pada 5 tahun ke depan akan swasembada gula. Optimisme Presiden tersebut usai dirinya meninjau langsung proses penanaman varietas tebu di Kebun Tebu Temu Giring beberapa waktu lalu.
Merespons optimisme Presiden Jokowi, pengamat pertanian Muhammad Reski Sujono menuturkan, harus juga disertai dengan pembukaan lahan perkebunan tebu.
"Saat ini baru sekitar 450 ribu Hektar (Ha) perkebunan tebu baik milik negara maupun swasta sehingga produksi gula tahun 2022 kisaran 2,35 juta ton padahal konsumsi gula kita berkisaran 3,2 juta ton," ujar Reski kepada fajar.co.id (5 /11/2022).
Lulusan Pendidikan Teknologi Pertanian UNM itu menambahkan, saat ini dibutuhkan 850ribu ton lagi. Jika pemerintah ingin mencukupi konsumsi gula, maka pemerintah harus membuka lahan 158 ribu Hektar untuk menghasilkan 850ribu ton.
"Statemen Presiden terkait swasembada gula harus dibarengi dengan pembukan lahan bahkan presiden menargetkan ada 700ribu hektar lahan yang akan dibuka namun belum teralisasi," lanjutnya.
Tambah Reski, hal itu harus menjadi atensi Kementan dalam mewujudkan optimisme Presiden. Jika pemerintah ingin menargetkan pembukan lahan tersebut, minimal setiap tahunnya ada pembukaan lahan 140ribu hektar.
"Ini yang belum kita lihat sampai sekarang. Kalau pemerintah sudah membuka lahan setiap tahunnya 140ribu hektare itu artinya tahun 2023 kita sdh bisa mencapai target 3,2 juta ton. Dan apa bila itu dilakukan selama 5 tahun maka produksi kita bisa mencapai 5,6 juta ton," bebernya.