MenpanRB juga mengharapkan agar sistem merit dapat mentransformasi Manajemen ASN Indonesia menjadi netral, dan secara adil menempatkan orang yang layak dalam jabatan.
“Hal ini hanya bisa terwujud apabila pengawasan sistem merit dilakukan secara independen. Ini menjadi penting karena tantangan organisasi ke depannya akan semakin dinamis dan tidak bisa ditebak, apalagi dengan hadirnya era VUCA ( Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity) yang mendorong birokrasi harus lebih agile dan unggul dalam meresponnya,” tuturnya.
Pada kesempatan ini Ketua KASN Prof Agus Pramusinto menyampaikan Visi besar usia emas 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045 yakni menjadi negara berdaulat, maju, adil, dan makmur menjadi 5 negara kekuatan ekonomi dunia maka dibutuhkan penggerak dan navigator unggul.
ASN yang memiliki peran Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan Publik, dan Perekat serta Pemersatu Bangsa, merupakan penggerak dan navigator paling tepat. Sistem merit diperlukan agar ASN benar-benar diisi oleh SDM aparatur yang netral, profesional, kompeten, dan berintegritas, sehingga birokrasi kita menjadi unggul dan berkelas dunia.
Agus menjelaskan, ada delapan aspek penilaian dalam penghargaan ini. Yakni 1) perencanaan kebutuhan, 2) pengadaan, 3) pengembangan karier, 4) promosi dan mutasi, 5) manajemen kinerja, 6)penggajian, penghargaan, dan disiplin, 7) perlindungan dan pelayanan, 8) serta sistem informasi.
Bupati Barru yang langsung hadir menerima anugrah meritoktasi tersebut menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari kerja keras seluruh jajaran, yang berkomitmen terus melakukan perbaikan manajemen ASN, dan juga merupakan hasil dari komitmen untuk terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua pihak yang berkompoten dalam pembinaan ASN.