Ia menjalaskan, fisik yang dimaksud yakni sekolah yang didesain sedemikian rupa sehingga dia mampu mengatasi potensi bencana yang muncul.
“Kedua non fisik, adalah bagaimana mengintegrasikan kurikulum atau Literasi bencana ke dalam mata pelajaran di sekolah. Bisa sifatnya intrakurikuler bisa sifatnya ekstrakulikuler. Intrakurikuler itu sudah bekerja sama juga dengan pusat kebencanaan Unhas, menyusun kurikulum yang nantinya akan diintegrasikan,” terangnya.
(Arya/Fajar)