Curhat Pasien Usai BPJS Putuskan Kerja Sama dengan Klinik Cerebellum: Sedih hingga Marah

  • Bagikan

Surat itu tegas mengatakan, injeksi atau suntik bisa dilakukan di klinik. Alasannya, karena kompetensi dokter yang melakukan tindakan melekat pada dirinya, tidak terbatas pada tempat, apakah rumah sakit atau klinik.

Pasien Sedih hingga Marah

Waliyo bilang, sejak kabar tidak sedap itu diketahui tenaga kesehatan dan pasien Cerebellum, tidak sedikit yang sedih hingga marah.

Walau begitu, Waliyo maklum, ia mengaku kliniknya menerima pasien 600 hingga 700 orang tiap hari. 200 sampai 300 orang adalah anak-anak dengan kondisi gangguan tumbuh kembang seperti autis, downsyndrome dan sebagainya.

“Masalahnya, terapi ini tidak semua ada di faskes di Makassar punya. Awal Bros tidak punya, Ibnu Sina tidak punya, RS Unhas tidak punya. Jadi lebih banyak yang tidak punya,” bebernya.

“Sehingga pasien marah-marah lewat Instagram kami. Mereka marah-marah karena tidak tahu mau ke mana,” imbuh Waliyo, lirih.

Pantauan Fajar.co.id, pasien dan pendamping pasien melalui Instagramnya membagikan keresahannya melalui sosial media Instagram.

“Ya Allah, cobaan akhir tahun untuk semua pasien BPJS di Ceberellum Klinik. Saya termasuk salah satu orang tua pasien yang pernah terapi di Cerebellum,” ujar pengguna Instagram @mardhiyah_novita.

“Jujur sebagai pasien BPJS @cerebellum_clinic sedih sekali dengan kabari ini. Selama berobat di sini selalu dapat pelayanan terbaik. Mulai dari registrasi yang mudah, nakes dan staffnya baik sekali. Ruangnya juga nyaman,” kata pengguna Instagram @irnainds.

Selain itu, ada juga pasien yang geram, namanya Agus Manatta, pasien Cerebellum yang telah menjalani terapi di Klinik tersebut selama 7 bulan lamanya.

  • Bagikan