FAJAR.CO.ID, MAROS -- Pemerintah Kabupaten Maros terus berupaya agar angka kemiskinan bisa menurun. Hasilnya, warga miskin di Kabupaten Maros berkurang selama tahun 2022.
Bahkan berdasarakan data dari Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) ada penurunan sekitar 0,14 persen
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bapelitbangda), Muh Najib mengatakan ditahun 2021 angka kemiskinan sebanyak 9,57 persen kemudian tahun 2022 turun menjadi 9, 43 persen.
"Ada penurunan sekitar 0,14 persen," katanya.
Dia mengatakan kalau ada beberapa faktor yang membuat angka kemiskinan di Maros mengalami penurunan.
Dimana salah satunya rata-rata belanja masyarakat sudah lebih dari Rp400.000 per bulan.
Tidak hanya itu kata dia, masyarakat juga rata-rata sudah memiliki rumah layak seluas 8 meter persegi.
"Mayoritas lantai rumahnya juga sudah tidak dari tanah lagi, tapi dari tegel. Itu memperlihatkan kalau daya beli masyarakat sudah bagus," ungkapnya.
Dia juga mengakui jika program Kementerian Sosial juga cukup membantu menurunkan angka kemiskinan, seperti pada program PKH, misalnya tercatat 715 penerima telah dikeluarkan karena telah masuk kategori sejahtera untuk periode 2021.
"Adapun kecamatan dengan angka kemiskinan tertinggi adalah kecamatan Tompobulu dengan persentase 23,22 persen atau sekitar 3.759 jiwa," katanya.
Sedangkan kecamatan dengan kemiskinan terendah adalah Kecamatan Marusu sekitar 1,44 persen atau 602 jiwa.
Tidak hanya itu, kata dia, pemerintah juga mencatat tingkat pengangguran terbuka di Maros menurun dari 6,30 persen menjadi 5,04 persen atau turun sekitar 1, 26 persen.