FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan klarifikasi soal utang Rp50 miliar. Anies menyebut utang tak harus dibayar karena mereka menang di Pilkada 2017.
Anies Baswedan membeberkan sebuah mindset baru dalam perpolitikan nasional untuk mengklarifikasi soal isu utang Rp 50 miliar ini.
Terutama terkait biaya kampanye yang selama ini membuat para calon yang bertarung dalam Pilkada terjerat balas budi.
Menurut Anies, utang tersebut telah selesai ketika dia dan Sandiaga Uno memenangkan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Anies pun menyampaikan sebuah mindset baru, bahwa dana kampanye yang digunakan seharusnya selesai ketika pasangan calon memenangkan Pilkada.
Bukan justru menjadi beban yang harus dilunasi ketika sudah menjadi pejabat pemerintahan.
“Ada yang ingin saya garis bawahi, kenapa kalau kalah malah bayar?” ujar Anies seperti dilihat Sabtu (11/2).
Hal ini diungkapkan Anies dalam sebuah video yang diunggah kanal YouTube Merry Riana, Jumat malam (10/2).
Kalau kalah, ucap Anies, maka dirinya akan berada di luar pemerintahan. Sehingga ia punya kesempatan untuk mencari uang guna mengembalikan utang. Bisa melalui bisnis atau usaha yang kemudian dilakukannya.
“Kalau saya menang, saya masuk di pemerintahan, saya tidak cari uang di pemerintahan untuk membayar itu. Kalau tidak saya harus mengumpulkan uang untuk membayar utang,” jelasnya.
“Bukankah ini yang menjebak kita selama ini? Dengan praktik-praktik fund raising untuk biaya pilkada,” jelasnya.
“Kemarin sebaliknya, bila kalah saya di luar pemerintahan, sah dong cari uang, sah dong saya punya usaha,” tegasnya.