Bukan kultur di Muhammadiyah bahwa pimpinan persyerikatan hidup dengan fasilitas organisasi. Jika ingin fasilitas, tempatnya di amal usaha seperti di perguruan tinggi Muhammadiyah.
Rachmat mencontohkan bagaimana kesederhanaan seorang Kyai AR. Fachruddin sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah waktu itu yang hanya memiliki motor buntut Honda 70 yg selalu beliau gunakan dalam menjalankan amanah sebagai pimpinan persyerikatan. Sementara Rektor PTM sudah mendapatkan fasilitas kendaraan dinas berupa mobil. Kita bisa membayangkan betapa berbedanya fasilitas yang didapatkan antara pimpinan persyerikatan dengan pimpinan amal usaha, jelas Rachmat. (rls)