Hal ini karena mereka beralasan takut ribet, malu diperiksa ataupun merasa mahal akan biaya pemeriksaan kanker serviks.
"Dalam sehari itu saya biasa mendapati 3 orang pasien baru dengan keluhan kanker serviks. Terhitung sekitar 7 kasus perminggu, mereka ini sudah masuk kategori parah," ucapnya.
Makanya, hadirnya metode skrining kanker serviks dengan HPV DNA bisa mewaspadai. Setidaknya mengetahui ketika ada bakteri yang terdeteksi.
"Jadi metode ini untuk mendeteksi ya. Ini penting, karena adanya deteksi dini nagi mereka yang ingin mencegah dan belum ada keluhan. Ketika sudah ada keluhan itu artinya sudah parah," ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, dr. Rosmini Pandin, MARS mengaku jika saat metode ini memang sementara masih berbayar. Namun biayanya masih bisa di jangkau bagi warga menengah.
"Kami upayakan mencari bagaimana kedepan supaya ini bisa tercakup masuk dalam pembiayaan oleh pemerintah atau BPJS Kesehatan," ucapnya.(*)
