"Sektor terbesar perekonomian Maros ada transportasi, industri semen dan pertanian. Sektor transportasi dan pergudangan bahkan tumbuh sebesar 33,42 persen. Dan kita mengakui bandara memiliki pengaruh besar terhadap laju perekonomian Maros. Tapi kami menilai pergerakan penumpang di bandara belum normal karena melihat data sebelum pandemi masih lebih tinggi dibanding setelah pandemi sehingga kami menyebut belum normal," ungkapnya.
Guruh Wahyu juga mengatakan kalau jumlah pergerakan penumpang telah normal, seharusnya pertumbuhan ekonomi Maros bisa lebih tinggi.
"Untuk kinerja perekonomian Maros tercatat sebagai tertinggi kedua di Sulsel dan ini merupakan tren positif," tutupnya. (Rin)