"Lapas Parepare menyediakan sarana dan prasarana bagi warga binaan untuk menyalurkan minat dan bakatnya sehingga meskipun di dalam Lapas, mereka dapat meningkatkan skilnya," lanjut Totok.
Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Parepare, Abdullah mengatakan bahwa bahan baku dari pembuatan mimbar ini dipesan langsung dari Jepara. "Di Lapas Parepare, mimbar tersebut dirakit dan difinishing," ungkap Abdullah.
Proses perakitan mimbar ini menurut Abdullah dikerjakan selama 3 sampai dengan 6 hari untuk 1 buah mimbar. "Untuk tahum 2023, akan diproduksi 4 Mimbar dan tergantung pada permintaan konsumen bahkan bisa lebih dari 4 mimbar tersebut. Hasil produksi ini dijual dengan harga berkisar 8 - 15 Juta. Pemasaran juga dikakukan hingga luar provinsi Sulsel seperti Mamuju dan Kendari," kata Abdullah.
Kegiatan meubeler di Lapas Parepare ini merupakan salah bentuk kerjasama dengan pihak ketiga yakni dengan UD. KJF (Jembar Jaya Furniture) Kota Parepare. Untuk hasilnya, Pihak Lapas Parepare hanya menerima ongkos kerja saja yang besarnya juga tergantung model/jenis barang yang dikerjakan. Nilai ongkos kerjanya rata-rata antara Rp. 350 - 800 ribu per unit / set barang .
Selain pembinaan kemandirian tersebut, di Lapas Parepare juga ada Pelatihan Perkayuan, Finishing Meubeler Jepara dan fornitur, Pertanian, perikanan dan perkebunan, Pangkas Rambut atau Babershop, Pengelasan dan Bengkel kerja (Dico Kendaraan), dan Laundry. (*/fnn)