FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Yayasan Kalla tahun ini kembali menggalakkan program Tebar Dai. Berbeda dari tahun sebelumnya, tahun ini menggandeng Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar.
“Kita bekerja sama dengan lembaga dakwah. Tahun ini kita bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar,” kata Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla Muhammad Zuhair saat jumpa pers yang diadakan di salah satu hotel di Makassar, Kamis (30/3/2023).
Muhammad Zuhair mengatakan, program ini terus digalakkan pihaknha mengingat tak sedikit desa yang sulit mengakses Dai. Apalagi desa terpencil.
“Salah satu keluhan nasyarakat desa terpencil adalah, kurangnya Dai yang mau masuk ke desa mereka. Padahal ramadan orang banyak mau belajar ilmu agama,” ungkapnya.
Ada 15 Dai yang dipilih, lalu disebar ke-15 desa binaan. Desa itu tersebar di wilayah Sulawesi Selaran, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
“Mereka boleh dibilang, efektif satu bulan selama bulan ramadan melakukan kegiatan dakwah dan pembelajaran,” ujarnya.
Pemilihan Dai itu, kata Zuhair tak serampangan. Tapi melalui mekanisme seleksi.
Mulanya, pihak STIBA mengutus mahasiswa mereka. Setelahnya, pihak Yayasan Hadji Kalla menyeleksi.
“Banyak juga yang gugur. Misalnya mereka uslkan 15, begitu dites dengan staf kami, yang jago pidato dan hatam Quran. Yang tidak memenuhi diganti,” jelasnya.
Tahap ini menurutnya perlu. Jika tidak, maka Dai yang disebar bisa jadi tak kompeten.
“Kenapa, karena jangan sampai mengecewakan. Mereka (masyarakat desa) sudah berharap, ini dari Makassar ini, sudah bagus kualitasnya dan sebagainya tapi ternyata tidak juga,” tandas Zuhair. (Arya/Fajar)