Selain itu juga merupakan guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 12 Januari 2002.
Nasaruddin merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal ke-5 mulai menjabat 22 Januari 2016.
Dia juga sempat menjabat Wakil Menteri Agama Kementerian Agama Republik Indonesia Masa jabatan 2011 – 2014 di masa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dia juga sempat menjadi Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an.
Dia adalah penulis dari 12 buku yang diantaranya Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran (Paramadina, 1999). Isinya yang menjabarkan hasil penelitian mengenai bias gender dalam Quran.
Tak sedikit jabatan struktural maupun non struktural yang pernah dijabat diantaranya Pengasuh Rubrik Mas'il alShufiyah di majalah SUFI, Jakarta, 2002-sekarang, Ketua Dewan Syuro Ikhwanul Muballighin Indonesia, Sekretaris Dewan Pembina PB As’adiyah, ustasyar Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU) 2015-2020, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia 2015-2020.[5] Diarsipkan 2018-08-08 di Wayback Machine, Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an dan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah.
Selanjutnya Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Imam Besar Masjid Negara Istiqlal sejak tahun 2016, Komisaris PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)Komisaris Bank Mega Syariah (2018-) Nasaruddin Umar Office (NUO) 2019 - Sekarang.
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta (Kepres RI No. 31/M Tahun 2020) periode 2020 dst, Anggota Dewan Penasehat pada Komplek Raja Salman bin Abdulaziz Al-Sau'ud untuk Hadis Nabi tahun 2019 -, Ketua Umum Ittihad Persaudaraan Imam Masjid Indonesia (IPIM) hasil Munas IPIM di Jakarta 2019, dan Ketua Umum Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) ke-16, hasil Munas BP4 di Jakarta tahun 2019. (selfi/fajar)