KAHMI Dorong Sulsel Jadi Daerah Wisata Ramah Muslim

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR--Destinasi wisata di Sulsel harusnya masih bisa ditingkatkan. Terutama pasca Covid-19 yang belum menunjukkan pemulihan signifikan. Apalagi daerah ini berpotensi menjadi rujukan bagi wisatawan muslim yang jumlahnya terus meningkat.

Hal ini disampaikan Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Majelis Wilayah Kerukunan Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Sulsel, Rachmat Sasmito di sela talkshow "Sulsel Moslem Friendly Tourism" di Hotel Al Madera Makassar, 26 Juni.

Pihaknya menggagas talkshow ini juga bagian mendorong Sulsel masuk ke dalam lima destinasi super prioritas yang dicanangkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Apalagi Indonesia, dan Sulsel adalah daerah dengan penduduk muslim yang besar.

"Kita memerlukan roadmap moslem friendly tourism, yaitu peta wisata yang ramah muslim", urai Rachmat Sasmito.

Hal senada disampaikan Safri Haliding dari Jakarta Tourism Forum. Ia menyampaikan data tahun 2017 jumlah penduduk muslim mencapai 1,3 miliar, dan diperkirakan meningkat menjadi tiga miliar orang dalam kurun 10 tahun ke depan. Angka ini menjadi market besar bagi destinasi wisata yang ramah bagi kalangan islam.

"Kalau wisatawan Eropa datang ke Bali misalnya. Paling berdua dengan pacarnya. Menghabiskan Rp900 ribu sampai Rp1,3 juta per hari. Tetapi wisatawan dari Arab bisa datang sampai 25 orang satu keluarga. Booking full satu hotel dan menghabiskan biaya sampai Rp30 juta per hari," kata Safri.

Ia mencontohkan ketika kunjungan Raja Salman ke Bali yang membawa rombongan hingga 120an lengkap dengan sopir dan asisten rumah tangga.

  • Bagikan