"Mereka booking full 39 hotel. Karena ingin privasi terjaga. Istri-istrinya bisa buka jilbab tanpa terganggu tamu lain. Kenapa tidak wisatawan dari Arab ini kita tarik ke Sulsel," beber Safri yang juga mantan tenaga ahli bidang pariwisata Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sulawesi Selatan, Andry S Arief Bulu menyampaikan strategi BPPD terhadap Moslem Friendly Tourism.
Di antaranya menjadikan Sulsel sebagai destinasi wisata yang ramah muslim, memberikan kajian halal lifestyle dan promosi produk halal Sulsel. Juga mengenalkan kembali sejarah keIslaman Sulsel.
Sementara Direktur Sulawesi Travel, Adil Nurimba lebih mengurai persoalan di lapangan. Yakni soal kebersihan, kesediaan infrastruktur pendukung dan persoalan visa yang kerap jadi masalah.
Acara sendiri dibuka Koordinator Presidium MW KAHMI Sulsel Prof. Dr. Mustari Mustafa dihadiri kalangan perhotelan, asosiasi pariwisata, utusan Pemkot dan sejumlah perwakilan HMI.
"KAHMI mendukung dan siap terlibat dalam mendesain naskah akademik untuk roadmap wisata ramah muslim ini. Termasuk mendorong peningkatan ekonomi melalui potensi ekopariwisata dan kuliner, MICE tourism dan lainnya", kata Mustari yang juga pernah menjabat Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Bangkok.
Diskusi yang dipandu moderator Andi Syahruni Aryanti ini juga dihadiri unsur MW KAHMI-FORHATI Sulsel, Presidium MW KAHMI Sulsel Ir. Bahtiar Manadjeng, Sekretaris Umum Hidayah Muhallim dan Dewan Pakar MW KAHMI Sulsel Baharuddin Solonging. (nasrun)