Ngajib berharap, dengan adanya pembinaan yang diberikan, para bocah itu bisa menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.
"(Bisa) Mengajak kepada teman-teman yang lain supaya tidak melakukan perang antar kelompok atau perbuatan-perbuatan yang lain melanggar aturan," tandasnya.
Ngajib mengingat ke belakang, tepatnya pada 1997 dan 1998, di Makassar saat itu menjadi kota yang sangat rawan terjadi aksi perang kelompok.
"Waktu 97, 98, ketika (pertama) saya tugas di sini, perang antar kelompok sudah banyak sekali. Dari pagi, siang, sore, malam. Tapi Alhamdulillah perjalanan di kota Makassar, kegiatan sosial sudah berubah, sekarang sudah sangat berkurang perang kelompok," ingatnya.
Sebelumnya diberitakan, Media Sosial dihebohkan terkait perang kelompok di Jalan Parinring Raya, Kecamatan Manggala, dekat kantor KPU Kota Makassar, Sabtu (22/7/2023) malam.
Dalam video yang diterima fajar.co.id, terlihat para bocah yang berjumlah sekitar sepuluh orang membawa senjata tajam (Sajam). Yang paling nampak, sajam jenis celurit.
Kapolsek Manggala Kompol Syamsuardi mengatakan, pihaknya telah mengambil tindakan cepat usai mengetahui informasi tersebut.
Dikatakan Syamsuardi, pihaknya langsung melakukan penyelidikan terhadap sekelompok bocah tersebut.
Sedikitnya delapan orang bocah yang ada dalam video viral tersebut langsung diamankan oleh pihak Polsek Manggala.
"Ini anak-anak ini yang lagi viral, tertangkap kamera CCTV, disebarkan seakan-akan ada tawuran," ujar Syamsuardi, Minggu (23/7/2023).
Berdasarkan hasil interogasi, para bocah tersebut rupanya hanya sedang bermain-main layaknya sedang tawuran.