Pemerintah Ajak Perkuat Industri Otomotif Indonesia Melalui Kendaraan Listrik

  • Bagikan

Deputi Rachmat menekankan bahwa dunia saat ini berbondong-bondong beralih ke kendaraan listrik. Hal ini selaras dengan upaya global mendorong dekarbonisasi, mengurangi emisi dan polusi dengan kendaraan listrik.

“Ini trennya sejak penandatanganan Paris Agreement pada tahun 2016. Kemudian sejak tahun 2017 ke atas, penjualan kendaraan listrik ini naik 50% setiap tahun dan ada tren dari berbagai negara ditunjukkan bahwa jika suatu negara itu telah mencapai 5-10% penjualan barunya kendaraan listrik, maka dia akan melewati titik kritis. Kalau kita melihat sendiri, di dunia ini pada tahun 2021 sudah 8,7%, kemudian tahun 2022 sudah 14%, dan tahun 2023 estimasi 18-20%. Jadi dunia secara global sudah melewati titik kritis ini. Jadi bayangan kita ini sudah mencapai poin dunia akan menuju ke kendaraan listrik,” paparnya.

Adapun penyumbang terbesar kendaraan listrik tersebut berasal dari tiga negara dengan pasar otomotif terbesar di dunia yakni China dengan hampir 30% pada tahun 2022, diikuti Uni Eropa sebesar 21%, serta Amerika sebesar 6%.

“Jadi mereka sudah lewat titik kritis, dan tren dunia akan menuju ke sana. Untuk Indonesia sendiri, keyakinan kita dari pemerintah pusat bahwa Indonesia juga akan ikut serta, karena kita lihat bahwa begitu sudah mengadopsi kendaraan listrik di Indonesia, dia akan mendapatkan beberapa keunggulan,” ujarnya.

Adapun benefit itu sendiri di antaranya adalah biaya operasional kendaraan listrik lebih murah bagi konsumen hingga udara yang lebih bersih bagi masyarakat karena berkurangnya emisi dan polusi.

  • Bagikan