Sementara itu, Umar Congge sangat bersyukur dan bahagia karena ia tidak pernah pernah bercita-cita menjadi dosen, apalagi menjadi profesor. Namun Allah menakdirkannya menjadi Guru besar di bidang keilmuan administrasi publik.
"Pencapaian ini adalah hal yang sangat luar biasa. Akan tetapi yang paling luar biasa bagi saya adalah orang tua, almarhum bapak saya dan tentu atas doa ibu saya yang tak henti-hentinya memdoakan kami semua anaknya," bebernya.
Pencapaian ini pun lanjut Umar Congge tak lepas dari doa istri tercinta dan putra putri yang penuh pengertian, sehingga merelakannya mengabdi di UMSi dan persyarikatan Muhammadiyah. "Dan sudah barang tentu dukungan dari kakak dan adik adik saya, dan yang tak kalah pentingnya adalah pimpinan perayarikatan Muhammadiyah, serta keluarga dan rekan2 dosen khususnya tim kerja percepatan guru besar saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu," akunya.
Oleh karena itu, pencapaian ini tidak hanya bermanfaat untuk pribadi, namun akan dia dedikasikan untuk UMSi dan persyarikatan Muhammadiyah. Apalagi, menjadi guru besar baginya bukanlah pekerjaan yang mudah namun bukan juga perkara yang sulit.
"Sepanjang kita kerja keras, kerja ikhlas, dan kerja cerdas, serta tidak lupa membangun jejaring kepada siapa saja, karena dengan jejaring, tentu akan mempermudah segala urusan, pekerjaan yang paling berat bagi seorang profesor adalah bagaimana mengaplikasikan ilmu dan mempertahankan nilai keilmuan dan akademik di tengah-tengah masyarakat," lanjutnya.
"Karena bagi masyarakat Professor itu adalah personal yang dianggap memiliki kemampuan super di bidangnya, sehingga baginya harus mampu untuk memberi contoh tauladan, bagi masyarakat disekelilingnya. Oleh karena itu sebagai seorang akademisi tentu memiliki tugas dan ranggjng jawab yang besar dalam memberikan pencerahan bagi masyarakat secara keseluruhan," tambahnya. (sir)
