Agar Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menindaklanjuti laporan penemuan kasus yang dicurigai mycoplasma pneumoniae dari fasyankes dan memfasilitasi pengiriman spesimennya ke laboratorium rujukan Sentinel Influenza Like Illness (ILI) atau Severe Acute Respiratory Infection (SARI).
Maxi juga meminta seluruh pihak untuk menggencarkan upaya promosi kesehatan berupa edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penyakit pneumonia.
Sebagai informasi, belum diketahui secara pasti penyebab penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini.
Namun, berdasarkan laporan epidemiologi terjadi peningkatan kasus Mycoplasma pneumoniae sebesar 40 persen. Mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi pernapasan sebelum COVID-19.
Dilansir dari CDC, Bakteri Mycoplasma pneumoniae umumnya menyebabkan infeksi ringan pada sistem pernapasan (bagian tubuh yang terlibat dalam pernapasan).
Terkadang bakteri ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang lebih serius sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.
Kebersihan yang baik penting untuk membantu mengurangi penyebaranMycoplasma Pneumonia dan kuman pernapasan lainnya.
Ketika seseorang yang terinfeksi Mycoplasma Pneumonia, batuk atau bersin, mereka mengeluarkan tetesan pernapasan kecil yang mengandung bakteri tersebut.
Orang lain dapat tertular jika mereka menghirup tetesan tersebut.
Kebanyakan orang yang menghabiskan waktu singkat dengan seseorang yang menderita Mycoplasma Pneumonia tidak akan tertular.
Namun, bakteri tersebut sering kali menyebar di antara orang-orang yang tinggal bersama karena mereka sering menghabiskan waktu bersama.