“Kekuatan Muhammadiyah sejatinya ada di Ranting. Apalagi sekarang LPCR juga diberi urusan melakukan pembinaan masjid. Saya piker kita bisa berkiblat ke masjid Jogokariyan di Yogyakarta,” pungkasnya.
Misi Pengembangan LPCR PM-Muhammadiyah Sulsel
Ketua LPCR-PM PWM Sulsel Prof Andi Sukri Syamsuri dalam sambutannya, menyebut, bahwa pada periode 2022-2027, pihaknya mengusung misi pengembangan dengan target mendirikan cabang di 60% kecamatan, dan ranting di 40% desa/ kelurahan.
“Semua langkah itu diawali dengan pendataan cabang, ranting dan masjid. Kami menargetkan pendataan bakal rampung dalam setahun, setelah itu kita lanjutkan dengan program pengaktifan cabang dan ranting,” ujar Andis, sapaan akrab Guru Besar dalam Bidang Linguistik itu.
Untuk mempermudah pendataan, LPCR-PM PWM Sulsel membuat website LPCR-PM PWM http://lpcrpm.pwmsulsel.org/ yang lebih sederhana, sehingga memudahkan pihak cabang dan ranting melaporkan aktivitas mereka secara real time.
“Aplikasi ini tetap tekoneksi dengan aplikasi dari LPCR PM Pimpinan Pusat Muhammadiyah, namun kita hanya menyederhanakan agar lebih mudah diinput oleh para pengurus cabang dan ranting,” tambahnya.
Selain pendataan, salah satu target strategis LPCR PM PWM Sulsel yakni lahirnya 5000 anggota baru Muhammadiyah yang memiliki Nomor Baku Muhammadiyah/ Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah tiap tahun.
“Bagaimana kita mau mengaktifkan ranting, kalau jumlah anggota sedikit. Target kami dalam setahun kedepan, ada 5000 anggota yang memiliki NBM,” ungkap Andis.