"Kita berharap agar kegiatan yang direncanakan 2023 hingga 2028 kurang lebih lima tahun nanti, rencana masa pekerjaannya dan tentu kita Pemerintah Provinsi Sulsel patut bersyukur dengan adanya program strategis yang ditempatkan di Sulsel dan Kabupaten Gowa khususnya yang memiliki manfaat yang multidimensi untuk kita," harapnya.
Selain itu juga, kata Arsjad, kemarin dengan adanya el-nino produktivitas pertanian terganggu dan tidak hanya itu, pemenuhan persoalan air baku juga menjadi terkendala. Sehingga dengan adanya bendungan ini, kedepannya persoalan-persoalan seperti ini bisa diminimalisir lagi.
Di tempat yang sama, Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jendral Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR RI, Adenan Rasyid, mengatakan, kegiatan yang dilakukan ini tidak akan terjadi jika tanpa dukungan dari semua pihak.
"Kita berharap kedepannya kerjasama, kolaborasi, terus berlangsung dan berjalan sehingga tujuan yang kita ingin capai dan bisa terlaksana dengan yang kita harapkan tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Suryadarma Hasyim, menjelaskan, jika Bendungan Bili-bili kapasitasnya hanya 3,3 meter kubik per detik untuk produksi banjir. Dimana, pada tahun 2019 terjadi banjir besar. Untuk itu, dipercepat pembangunan Jenelata ini .
"Kita berharap dengan fungsi dari bendungan ini akan lebih optimal. Pertama, mereduksi banjir di Kota Makassar, serta membantu saat kekeringan. Sehingga dengan adanya tampungan air sebanyak 27 juta meter kubik ini, memberikan taman air ketika terjadi El-Nino," harapnya.