"Jadi, pada musim hujan kita cegah banjir, pada musim kemarau kita manfaatkan airnya untuk pertanian, suplay air baku, tetapi juga untuk kebutuhan masyarakat," tandasnya.
Diketahui, Bendungan Jenelata, dengan anggaran Rp 4,15 Triliun proyek ini bekerjasama dengan Pemerintah Cina, dan ini menjadi bendungan kedua yang dikerjakan bersama setelah Bendungan Jatigede di Jawa Barat.
Bendungan Jenelata terletak di Desa Tana Karaeng, Desa Pattalikang dan Desa Moncongloe Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pekerjaan Bendungan Jenelata menggunakan kontruksi CFRD (Concrete Face Rock Dam), dengan inti tegak setinggi 62,8 meter dengan daya tampung efektif sebesar 223,6 juta m3.
Bendungan Jenelata mempunyai manfaat sebagai pengendalian banjir Sungai Jenelata dari debit 1.800,46 m3 per detik menjadi 686 m3 per detik pada periode ulang 50 tahun, menyediakan air untuk daerah irigasi seluas 26.773 hektare meliputi daerah Irigasi (D.I) Bili-bili (2.400 Ha), D.I Bissua (13.916 Ha), dan D.I Kampili (10.457 Ha) dengan intensitas tanam dari 100% menjadi 300% dengan pola tanam Padi-Padi-Palawija.
Bendungan ini juga bermanfaat, sebagai penyediaan air baku sebesar 6,05 m3 per detik untuk Kota Makassar dan kebutuhan industri di Takalar, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 7 megawatt, serta pengembangan daerah wisata.
Pembangunan Bendungan Jenelata, akan menggunakan dana loan agreement dan juga dana pendampingan dari Kementerian PUPR. Untuk pengerjaan konstruksi, bendunhan ini akan dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dengan KSO CAMC Engineering Co., Ltd dari Cina sebagai leader. (selfi/fajar)