Budiawansyah menuturkan, PT Vale memiliki prinsip untuk mengganti lahan bukaan tambang dengan aksi rehabilitasi yang luasnya bisa sampai tiga kali lipat.
"Artinya, kalau kita menambang lahan yang sudah direklamasi 10 hektare, maka kami ganti (rehabilitasi) 30 hektare," tuturnya.
Adapun lahan DAS yang direhabilitasi PT Vale di Lappa Laona, Kabupaten Barru, luasnya sebesar 250 hektare yang diisi tanaman pohon pinus. Itu adalah bagian dari total 10.000 hektare lahan DAS di luar area konsesi tambang PT Vale tahap pertama dengan nilai anggaran Rp200 miliar.
"Di Sulsel, rehabilitasi DAS sebanyak 10.000 hektare ini dilakukan di 13 kabupaten, yaitu Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Pinrang, Soppeng, Bone, Barru, Maros, Gowa, Takalar, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Luwu," katanya.
Lahan tersebut, sedang melewati proses penyerahan ke KLHK. Prosesnya sudah tahap P2 atau pemeliharahan akhir dan serah terima penilaian keberhasilan.
Saat ini PT Vale sedang melanjutkan ke tahap kedua. Prosesnya sudah masuk pada penetapan wilayah, dengan total luas lahan 4.230 hektare.
"Selain itu, PT Vale memiliki wilayah rehabilitasi DAS di Provinsi Jawa Barat seluas 435 hektar yang tersebar di Kabupaten Sumedang 191 hektar, Kabupaten Tasikmalaya seluas 209 hektar, dan Kabupaten Pangandaran seluas 35 hektar.Penanaman pohon sebanyak 100.000 bibit telah dilakukan sejak awal 2023 di lahan seluas 190 hektar," ungkapnya.