Apalagi, lanjutnya saat ini telah didukung dengan afirmasi kebijakan yang sudah ada. Sehingga, representasinya yang perlu terus didorong, meskipun di saat ini sudah mulai muncul.
“Sehingga memang upaya secara bersama-sama ini terus kita dorong, makanya sejak 2010 membangun narasi kepemudaan sekarang kita perkuat ini gerbongnya,” ucapnya.
Sehingga Semua anak-anak muda yang merasa berkepentingan untuk ada dimasa yang akan datang, terlibat dalam berbagai urusan-urusan publik, sosial, politik dan segala macam itu harus berangkulan karena tanpa solidaritas. “tanpa kebersamaan mustahil kita bisa wujudkan,” tegas alumnus Master Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) ini.
Menurutnya, dalam mendorong peran pemuda melalui pendekatan kebudayaan yakni memberikan kesadaran bahwa mereka (pemuda atau orang muda) yang akan menentukan masa depan. Sehingga, setelah mereka tahu mereka yang menentukan masa depan, mereka harus tahu dari mana dia berasal. Baik dari budaya, dan lainnya. (wis)