Dengan demikian, sambungnya, Inzting Sulsel memberikan landasan yang kuat untuk pengambilan keputusan yang efektif dalam merancang dan melaksanakan program-program intervensi yang tepat sasaran. Dengan pendekatan yang terpadu, aplikasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam penurunan tingkat stunting di Sulsel.
"Aplikasi Inzting Sulsel sendiri telah di sosialisasikan di 24 Kabupaten/Kota di Sulsel dan dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasinya telah menjadi langkah penting dalam upaya pengembangannya," jelasnya.
Terkait edukasi keluarga tentang gizi, menurut Andi Mirna, kepentingan makanan bergizi menjadi kunci dalam membentuk gaya hidup sehat bagi anak-anak. Oleh karena itu, peran keluarga bukan hanya memasak makanan yang bergizi tetapi juga memberikan perhatian, pendampingan, dan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya asupan gizi yang seimbang demi membentuk generasi masa depan yang kuat dan berdaya saing.
Lebih lanjut, Andi Mirna mengemukakan pentingnya pemenuhan gizi dengan pangan lokal diakui sebagai langkah krusial dalam menghindari stunting. Masyarakat dapat memanfaatkan potensi pangan lokal untuk memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Pemenuhan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi fokus utama dalam pencegahan stunting.
"Dengan memberikan perhatian khusus pada periode awal kehidupan anak, kita dapat membentuk dasar pertumbuhan yang sehat untuk masa depan mereka," imbuhnya.