”Apalagi kan saya cuci darah 1 minggu 2 kali, bayangkan sekali cuci darah biaya yang harus saya keluarkan bisa mencapai jutaan dikalikan dengan 1 bulan, biaya yang saya harus keluarkan cukup besar, belum lagi ongkos transportasi dan ongkos makan saya,” ucap Petranela.
Sebelum menjadi pensiunan, Petranela belum pernah merasakan manfaat dari penggunaan JKN, akan tetapi setelah menjadi pensiunan ia baru merasakan manfaat dari menjadi peserta JKN.
“Memang saya belum merasakan manfaat JKN ketika saya menjadi pegawai, dan iurannya juga otomatis dipotong dari gaji pegawai. Waktu itu saya belum jatuh sakit akan tetapi setelah pensiun dari kerja dan umur sudah lanjut, saya sangat merasakan manfaat dari Program JKN ini, karena kalau kita menggunakan JKN kita bebas berobat dimana saja, tinggal tunjukkan kartu digital saja sudah beres,” ujar Petranela.
Terkait dengan biaya tambahan Petranela mengaku tidak pernah mendapatkan biaya tambahan sebagai peserta JKN.
“Puji Tuhan, selama ini belum pernah ada biaya tambahan, semua di siapkan oleh Program JKN begitupun kantong darah, apa-apa semua serba di sediakan oleh pihak RS Primaya. Saya bangga dan senang berobat disini, disini semua servisnya mantap,” ungkap Petranela.
Tentang adanya kendala saat menggunakan mobile JKN, Petranela tidak pernah merasa kesulitan pada saat pemakaian aplikasi mobile JKN. Terlebih dengan adanya kesigapan petugas dan tenaga kesehatan yang ada di RS Primaya, Petranela merasa sangat terbantu.
“Saya pakai JKN mobile sejak tahun lalu. dua tahun lalu, saya masih menggunakan aplikasi P3K dari rumah sakit semenjak BPJS Kesehatan meluncurkan aplikasi JKN mobile, saya gunakan aplikasi itu untuk berobat, apabila ada kendala kita bisa langsung lapor ke petugas atau perawat yang ada di rumah sakit,” terangnya.