Bachtiar Adnan Kusuma, menjelaskan dalam buku Pernak-Pernik Pemiikat Hati Budaya Turatea ikut diurai tentang Gantala Jarang pada bagian keempat dari sepuluh bagian isi buku yang ditulisnya bersama Budayawan Yudhistira Sukataya dibantu Haerullah Lodjik, Duta Baca Jeneponto Bukamaruddin, Ani Kaimuddin Machmud dan Tim dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jeneponto yang dipimpin Abd. Gafur.
Menurut BAK, Gantala Jarang adalah makanan khas tradisional masyarakat Kabupaten Jeneponto. Sulawesi Selatan yang berbahan daging kuda yang direbus dalam waktu yang lama dengan mengggunakan wadah khusus, biasanya dari potongan drum atau gentong berukuran besar wadah di jerang di atas api dari kayu bakar. BAK menegaskan kalau daging kuda direbus dan garam kasar secukupnya, lalu diberi campuran bumbu dari akar-akar kayu dan kunyi seperlunya.
“Makanan ini memiliki rasa dan aroma khas yang tak ada duanya di dunia” kata Ketua Forum Nasional Penerima Penghargaan Tertingggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI, Kepala Badan Nasional LABBAIK PP IKA BKPRMI dan Deklarator Nasional Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia Pusat, Ketua Harian DPD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan yang juga Ketua LPM Terbaik 1 Kota Makassar dan Ketua Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Maros ini.
“ Terima kasih kepada Bapak Pj. Bupati Jeneponto, Bapak Ketua Umum PP KKT Dr.H.Alimuddin, S.H.M.H.M.Kn. dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jeneponto yang telah mengangkat kembali eksotis dan keunikan khas Gantala jarang sebagai Pemikat Hati Budaya Turatea” kata Bachtiar Adnan Kusuma, Sabtu, 27 April 2024 di Jeneponto. (rls)