Keempat, Pelibatan Alumni dan Kader Persyarikatan. Alumni dan kader persyarikatan akan menjadi bagian tak terpisahkan dari kemajuan Unismuh Makassar. Oleh karena itu, kata Erwin, Unismuh harus memprioritaskan pelibatan mereka dalam berbagai program dan kegiatan di kampus.
"Alumni dapat berperan sebagai mentor bagi mahasiswa, memberikan pengalaman dan wawasan praktis, serta membantu dalam penyediaan jaringan profesional," katanya.
Sementara itu, kader persyarikatan dapat berkontribusi dalam penguatan nilai-nilai Muhammadiyah di lingkungan kampus maupun penguatan jaringan ke luar. "Jaringan kader persyarikatan Muhammadiyah di level nasional maupun internasional adalah kekuatan yang sangat potensial bagi pengembangan Unismuh," pungkas Ketua Majelis Dikdasmen PNF Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel itu.
Dengan melibatkan alumni dan kader persyarikatan secara aktif, Erwin berharap Unismuh menjadi pusat peradaban yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam Berkemajuan.
Kelima, penguatan gerakan kemanusiaan (humanity movement). Erwin menekankan pentingnya keterlibatan kampus dalam menyelesaikan persoalan masyarakat, ataupun mengurangi penderitaan mereka.
"Selama ini di FKIP, kami telah mendorong tagline empowering minds into humanity. Dengan menggalang partisipasi sivits akademika, kami mendorong keterlibatan relawan dalam berbagai bencana, serta meluncurkan program beasiswa FKIP Peduli yang telah berjalan beberapa tahun," ujarnya.
Ia sadar, bahwa gerakan kemanusiaan sebagai wujud taawun (tolong menolong) tidak bisa dilakukan secara sporadis, melainkan secara programatik. Oleh karena itu, Unismuh harus menyiapkan desain model gerakan kemanusiaan yang bisa melibatkan partisipasi warga kampus.