Untuk menyingkirkan ancaman tersebut, pesawat SU-27/30 dari Skadron Udara 11 dikerahkan sebagai striker untuk menyerang dan menghancurkan target-target seperti radar, pos komando, dan kekuatan militer musuh.
Sementara itu, Boeing 737/200 dari Skadron Udara 5 melaksanakan pengintaian udara untuk melihat dan menilai hasil serangan yang dilakukan jet tempur Sukhoi SU 27/30 dan mencari data sasaran-sasaran musuh yang mungkin masih tersisa.
Kemudaian Pesawat Hercules C-130 dari Skadron Udara 33 menerjunkan tim pengendali tempur (Dalpur) dari Satuan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat), yang bertugas menyiapkan area untuk operasi pasukan berikutnya.
Pada skenario pertempuran terakhir, negara musuh mencoba melakukan infiltrasi melalui udara menggunakan pesawat angkut yang terbang rendah untuk menghindari deteksi radar. Sebagai respons, pesawat su-27/30 melaksanakan Combat Air Patrol (CAP) untuk mencegat dan menghancurkan pesawat penyusup sebelum berhasil memasuki wilayah operasi.
Setelah misi tersebut, kedua pesawat langsung melanjutkan operasi udara lawan darat, mensimulasikan penetrasi pertahanan udara musuh dan serangan ke sasaran di daratan.
"Dengan selesainya latihan ini, saya ingin menegaskan bahwa seluruh tahapan telah berjalan dengan aman dan lancar. Para peserta menunjukkan kemampuan luar biasa dalam kerja sama tim, pengambilan keputusan yang cepat, serta eksekusi misi yang presisi," ungkapnya.
Dia menambahkan hasil pelaksanaan latihan ini menjadi bekal bagi Lanud Sultan Hasanuddin dan seluruh satuan jajarannya untuk senantiasa siap menghadapi berbagai tantangan operasi udara yang kompleks dan dinamis.