MAKASSAR, FAJAR -- Bapenda Makassar mencatat kerugian akibat tutupnya usaha perhotelan. Tekor hingga Rp20 miliar lebih.
Penurunan pendapatan secara drastis memang tak bisa dihindarkan di masa sulit ini. Banyak wajib pajak yang terpaksa tutup. Salah satu yang juga terdampak yaitu sektor perhotelan.
Dalam kondisi ini, pemerintah hanya bisa pasrah dan berupaya menyerap pendapatan dari sektor usaha secara perlahan. Dengan konsekuensi, harus memberi stimulus bagi para pengusaha.
Kepala Bidang Pajak Hotel dan Hiburan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Makassar, Husni Mubarak mengungkapkan, selama pandemi, ada sekitar 85 hotel yang bermohon untuk tutup sementara. Secara otomatis, pendapatan pajak dari hotel tersebut juga ikut hilang.
"Tidak bisa kita pungkiri, ada 85 hotel bermohon untuk tutup sementara. Dari situ pendapatan kita berkurang sekitar Rp20 miliar lebih," ungkap Husni, Kamis, 25 Juni.
Husni menyebut realisasi pendapatan pajak hotel hingga akhir pekan lalu berada di angka Rp28 miliar atau 39 persen. Sedangkan targetnya, sebesar Rp72 miliar khusus pajak hotel hingga akhir tahun nanti.
"Staf kami di Bapenda sudah diturunkan ke lapangan untuk meninjau kembali hotel-hotel yang sudah kembali beroperasi. Mudah-mudahan Juli sudah mulai pulih. Yang jelas kita dukung dulu mereka," kata dia.
Ia mengakui masih banyak hotel yang saat ini belum kembali beroperasi. Namun ia optimistis pendapatan bisa beranjak naik dalam beberapa waktu ke depan. Meski memang selama dua bulan terakhir pendatan pajak hotel anjlok.