Oleh Andi Tenriola Rivai
Bermula dari swab yang saya lakukan pada hari Senin tgl 1 juni 2020, kisah "wisata" saya pun dimulai. Kehidupan saya seketika berubah pada saat hasil swab saya keluar di tanggal 3 Juni 2020. Hasil tersebut menyatakan saya positif Covid-19.
Secara manusiawi, saya agak down saat mendengar berita ini, tapi sebagai orang yang beragama, saya berkata dalam hati ini adalah kehendak ilahi rabbi yang harus saya terima dengan ikhlas, tabah dan sabar. Hal ini pun saya jadikan sebagai obat dan sugesti untuk diri saya agar dengan ikhlas menerimanya dan menjalani treatment dengan baik.
Saya pun menjalani karantina di salah satu hotel bintang 4 yang ada di Kota Makassar pada hari Jum'at tanggal 5 Juni. Sesampai di hotel tsb, kami disterilkan dengan disinfektan, takut juga saya karena dihotel ada tentara, polisi, orang berpakaian apd lengkap. Pada saat kami diterima di lobby hotel, kami diberikan tata tertib selama menjalani wisata ini, disampaikan bahwa ada pendamping yg akan membantu kita.
Dengan perasaan yang agak ragu dan was - was, bagaimana bentuk kamar di hotel, apakah sudah berubah konsep? Tidak lagi seperti kamar hotel yang seperti yang kita tahu selama ini? Apakah dikamar hotel tsb akan tersedia alat infus, alat bantu nafas? Saya memasuki ruangan kamar saya sambil mengucapkan assalamu alaikum wr. Wb. Ternyata, kamar tsb seperti biasa, ma syaa Allah, dan pada saat itu juga saya yakin akan sembuh karena betul slogan bahwa kita ini lagi wisata covid.
Sebetulnya, sebagai orang beragama saya selalu yakin bahwa apapun yang terjadi pada diri kita ada hikmahnya. Termasuk covid 19 yang saya alami.