FAJAR.CO.ID, PANGKEP-- Empat bulan kapal perintis tak beroperasi melayani penumpang ke Kecamatan Liukang Tangaya. Akibatnya stok pangan kian menipis.
Salah seorang warga Pulau Sailus, Kecamatan Liukang Tangaya, Ansar menjelaskan, stok pangan saat ini sulit akibat tidak adanya kapal perintis yang beroperasi selama pandemi Covid-19.
"Saat ini warga sisa memanfaatkan stok yang lama. Sudah beberapa bulan tidak ada kapal perintis. Warga pulau susah sekali sekarang," ujarnya.
Tidak hanya itu, harga bahan-bahan pokok yang tersisa di warung pun meningkat drastis, akibat stok yang kian menipis.
"Harga juga jadi naik, susah orang ambil barang, kapal rakyat juga terbatas, mengingat saat ini juga sudah masuk musim angin kencang, jadi tambah sulit," jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial, Najemiah usai melepas penyaluran bantuan pangan sebanyak 101 ton ke Liukang Tangaya, mengaku bantuan itu sengaja disalurkan mengingat kebutuhan pangan masyarakat pulau yang sangat mendesak saat ini.
"Ini salah satu upaya untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Tangaya. Jadi kita kirim pangan 101 ton," jawabnya.
Lanjut dijelaskan 101 ton itu diperuntukkan bagi 1755 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tersebar di delapan desa dan satu kelurahan.
Diantaranya, untuk masyarakat Desa Sabaru 100 KPM, Desa Balo-baloang 305 KPM, Desa Sabalana 286 KPM, Kelurahan Sapuka 384 KPM, Desa Tampaang 167 KPM, Desa Sailus 246 KPM, Desa Poleonro 104 KPM, Desa Satanger 109 KPM dan Desa Kapoposang Bali 54 KPM.(fit/fajar)