FAJAR.CO.ID -- Kota Masamba “Bumi Lamaringinag” dihajar banjir bandang yang membuat Tanah Luwu berduka. Malam yang begitu mencekam, listrik dan telekomunikasi pun terputus.
Semua Warga Tanah Luwu bahkan Sulawesi Selatan berharap-harap cemas, kiranya apa yang telah terjadi. Pagi hari baru terlihat jelas banjir bandang yang terjadi semalam meluluhlantakkan Kota Masamba tercinta.
Tangis sedih dan ucapakan berduka mengalir dari berbagai daerah menuju Tanah Luwu yang sedang berduka. Kota Masamba lumpuh total. Ratusan, bahkan ribuan orang di sana menangis karena rumah mereka tertimbun lumpur, bahkan tersapu air.
Beberapa mayat mulai ditemukan karena terjebak bahkan tersapu banjir. Kini warga yang ada di sana menggigil menahan dingin dan mulai terancam kelaparan.
Berbagai bantuan pun mulai datang dari kota-kota di sekitarnya, mulai dari team rescue, SAR, BNPB, TNI, dan kepolisian bahkan Mapala dari kampus-kampus.
Melihat hal ini Djaskoe beserta para mitra yang berasal dari komunitas-Komunitas yang ada Kota Palopo & Belopa dengan sigap segera bergerak mengumpulkan bantuan berupa pakaian, makanan langsung komsumsi & air mineral dari para komunitas mitra & warga Palopo.
Pada 14 Juli 2020 tepat pukul 16:00 Djaskoe yang mendirikan Posko Peduli di Warkop Kolong Jl Ratulangi Palopo, berangkat menuju Masamba bersama sejumlah komunitas mitra. Mereka tiba di Posko Bantuan yang ada di Kelapa Gading Radda dan disambut tim dari TNI & BNPB.
Dalam Kesempatan ini Arfandi Wahad SH selaku pimpinan rombongan yang juga KANIT INTEL Polres Palopo & Pengurus Djaskoe, mengatakan, suatu kesyukuran bagi Djaskoe & para mitra, dapat bergerak dengan cepat merespon bencana. Dalam waktu hanya beberapa jam bisa mengumpulkan donasi dari mitra dan warga Palopo serta bisa langsung mengantarkan ke lokasi bencana.