FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Dinas Pendidikan Sulsel menyusun skema pembelajaran baru di masa pandemi covid-19 untuk jenjang pendidikan menengah atas dan kejuruan. Belajar cukup tiga jam sehari.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah menilai, kementerian pendidikan sudah memberi kelonggaran agar aktivitas belajar tatap muka bisa di sekolah. Khususnya sekolah di zona hijau dan kuning. Tetapi, dibuka atau tidak, menjadi kewenangan bupati atau wali kota.
Ia hanya berharap, pembukaan sekolah tetap melalui kajian secara mendalam. Apabila hasil kajian layak digelar belajar tatap muka, maka boleh dibuka. Tentunya dengan syarat. Harus sekolah yang memang layak.
Pastinya, kata dia, juga harus ada pembatasan. "Saya juga mau titipkan agar pemerintah daerah betul-betul memastikan protokol kesehatan dilakukan secara ketat," bebernya saat ditemui di kantornya, Senin, 10 Agustus.
Kendati begitu, tim gugus tugas provinsi juga tengah melakukan kajian. Memastikan daerah-daerah mana yang bisa diberi izin dan layak untuk menggelar pembelajaran tatap muka. "Pemerintah daerah juga bisa melakukan kajian," jelasnya.
Beberapa daerah, diakuinya, seperti wilayah Toraja, memang sudah termasuk wilayah yang memungkinkan untuk belajar tatap muka. "Wilayah ini masih hijau. Tetapi, sebetulnya hampir semua (daerah) sih. Karena semua yang positif ada di Makassar, jadi saya kira tidak terganggu," bebernya.
Ia juga mengaku sudah menandatangani edaran perpanjangan masa pembelajaran dari rumah hingga 22 Agustus. Akan tetapi, edaran tersebut sifatnya fleksibel. Kepala daerah tetap melihat kondisi wilayahnya masing-masing.