Secara lebih rinci terkait SDG’s, Direktur Pengembangan Standar Infrastruktur, Penilaian Kesesuaian, Personal dan Ekonomi Kreatif BSN, Hendro Kusumo menyampaikan bahwa pada tujuan ke -6 SDG’s, ISO berkontribusi pada 227 standar mengenai penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak dimana aspek sistem plambing mendukung pengembangan smart city.
Sementara itu, General Manager Management Systems Certification Program and Business Development Manager PT IAPMO Group Indonesia, Rista A. Dianamecci memaparkan benchmark standar plambing di berbagai negara. Dicontohkannya, seperti di Amerika Serikat, Australia, dan Arab Saudi sangat concern terhadap efisiensi penggunaan air.
“Di Amerika, sendiri sudah ada water sense program. Jadi, mereka memberikan label kepada produk berkualitas dan hemat air sehingga semua produk yang akan diekspor harus memiliki label water efficiency. Produk yang memperoleh label WaterSense®️ harus 20% lebih hemat air dengan kualitas produk yang memenuhi standar performance untuk produk tersebut. Bahkan, Biro Sensus Amerika Serikat melaporkan bahwa saat ini ada 137,4 juta rumah dan 11,8 juta bangunan komersil. Apabila semua rumah dan bangunan komersil menggunakan produk plambing yang berlabel WaterSense®️, maka jumlah kehematan air per tahunnya di estimasikan bisa mencapai $26,445 milyar (sekitar Rp 370 triliun).” ungkap Rista.
Di Indonesia, menurut Ketua Asosiasi Plambing Nasional, Muhajir banyak tantangan untuk menerapkan standar SNI plambing ini. “SNI Plambing masih perlu usaha besar untuk secara konsisten diterapkan; plambing berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan, perlu banyak lagi SNI plambing yang harus di wajibkan; dan SNI 8153:2015, Sistem plambing pada bangunan gedung, standar perencanaan dan instalasi, SNI wajib yang masih menjadi PR penerapannya,” tutur Muhajir. (endra/fajar)